Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2011

Hakikat Fiksi

Fiksi : Pengertian dan hakikat Ø   Karya Imajiner dan Estetis Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi, teks naratif atau wacana naratif. Fiksi berarti cerita rekaan atau cerita khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga ia tak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata. Fiksi menurut alterberg dan lewis (1966: 14), merupakan prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia. Fiksi pertama-tama menyaran pada prosa naratif, yang dalam hal ini novel dan cerpen bahkankemudian fiksi sering dianggap bersinonim dengan novel ( Abrams , 1981 : 61). Novel sebagai sebuah karya fiksi, menawarkan sebuah dunia-dunia yang berisi model yang diidealkan, dunia imajinatif yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya. Dalam dunia kesastraan terdapat suatu bentuk karya sastra yang mendasarkan diri pada fakta. Karya sastra yang demikian, oleh Abrams (1981 : 61) disebu

FIKSI : TEKS NARATIF

FIKSI: SEBUAH TEKS NARATIF Pengertian Fiksi Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi (fiction) , teks naratif (narrative text) atau wacana naratif (narrative discource) . Istilah fiksi dalam pengertian in berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal itu disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah (Abrams, 1981:61). Karya fiksi dengan demikian menyaran pada suatu karya yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga ia tak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata. Fiksi menurut Altenberg dan Lewis (1966:14), dapat diartikan sebagai “prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia. Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatan terhadap kehidupan. Fiksi merupakan sebuah cerita, dan karenanya terkandung juga di dalamnya tujuan memberikan hiburan kepada pembaca disamping adanya tujuan estetik. Membaca

Analisis Novel Robohnya Surau Kami Karya A. A. Navis

Robohnya Surau Kami Penulis : A. A Navis   1.     Sinopsis Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan berhenti didekat pasar. Melangkah menyusuri jalan raya arah ke barat. Maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui seorang tua yang biasanya duduk disana dengan segala tingkah ketuannya dan ketaatannya beribadat. Sudah bertahun-tahun ia sebagai garin , penjaga surau itu. Orang-orang memanggilnya Kakek. Tapi Kakek ini tidak ada lagi sekarang. Ia sudah meninggal. Dan tinggallah surau itu tanpa penjaganya. Hingga anak-anak menggunakanya sebagai tempat bermain, memainkan segala apa yang di sukai mereka. Perempuan yang kehabisan kayu bakar, sering suka mencopoti papan dinding atau lantaai di malam hari. Dan biang keladi dari kerobohan ini ialah sebuah dongengan yang yang tak dapat di sangkal kebenarannya. Aku senang mendengar bualannya. Ajo Sidi bias mengikat